Liturgi Sakralisasi Barong-Rangda: Eksplorasi Teo-Filosofis Estetik Mistik Bali

Main Article Content

Komang Indra Wirawan

Abstract

Barong-Rangda selalu hadir dalam praktik-praktik beragama Hindu di Bali. Sosok yang dicitrakan sebagai Hyang Siwa dan Hyang Bhatari Uma selalu dihubungkan dengan dunia mistik, dan Rangda selalu dikaitkan dengan tokoh Calonarang bernama Datengdirah, yakni janda Girah dalam lotar Calonarang. Dalam kepercayaan masyarakat Hindu di Bali, Rangda adalah perwujudan dari Hyang Bhatari Durga sakti Bhatara Siwa dan sebagai penguasa kuburan yang dihubungkan dengan hal-hal yang menakutkan. Demikian pula Barong selalu dilekatkan dengan murthi Siwa dalam perwujudannya sebagai Banaspati Raja. Menariknya Barong-Rangda bukan saja dipahami sebagai simbol suci, tetapi dihayati dalam penghayatan yang beragam. Menariknya, sosok Barong-Rangda juga ditarikan oleh orang khusus yang disebut nyolahang Barong-Rangda atau menarikan sosok Barong-Rangda dalam ruang ritual dan pentas kesenian sakral. Berdasarkan hal tersebut, menarik untuk mengkaji liturgi sakralisasi Barong-Rangda, sehingga menemukan beberapa makna di dalamnya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Indra Wirawan, K. (2019). Liturgi Sakralisasi Barong-Rangda: Eksplorasi Teo-Filosofis Estetik Mistik Bali. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(3), 417–427. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.800
Section
Articles

References

Agus, Bustanuddin, 2007. Agama dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bandana, I Gede Wayan Soken, 2009. Ritual Tolak Bala Masyarakat Bali. Denpasar: Pustaka Larasan.

Darma Putra, S.H., A.A. Ngr., 2002. Ajaran-Ajaran Sepiritual Pengendalian Diri. Denpasar: CV. Kayumas Agung.

Dibia, I Wayan. 2004. Pragina; Penari, Aktor dan Pelaku Seni Pertunjukan Bali. Malang: Sava Media.

Eliade, Mircea, 2002. Sakral dan Profan. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Krishna, Anand, 2015. Bhagavad Gita Bagi Orang Modern. Jakarta: Kompas Gramedia.

Kutha Ratna, Nyoman, 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pendit, Nyoman S., 1991. Bhagavadgita. TT: Yayasan Dharma Sarathi.

Riana, Jro Mangku I Ketut, “Geguritan Sudamala dan Candi Sudamala dalam Perbandingan,” dalam Poestaka No. 5 Tahun XIV, Februari 2003. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Santiko, Hariani, 1992. Bhatari Durga. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Segara, S.Ag., Nyoman Yoga., 2000. Barong dan Rangda. Surabaya: Paramita.

Titib, I Made, 2000. Teologi & Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.

Titib, I Made, 1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan.Surabaya: Paramita.
Yudhiantara, Kadek, dan Chandika Sila Ulati Devi, 2003. Rahasya Pemujaan Sakti Durga Bhairawi Meditasi, Mantra dan Hakekat Devi Dasa Mahavidya. Surabaya: Paramita.

Tim Pengkajian Naskah Lontar Siwagama, 2002. Kajian Naskah Lontar Siwagama. Denpasar: Dinas Kebudayaan Propinsi Bali.

Tim Penterjemah, 1986. Usana Bali Usana Jawa Teks dan Terjemahan. Denpasar: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi daerah Tingkat I Bali.