Hegemoni Fashion Barat Pada Busana Bangsawan di Bali Utara (1800-1940)

Hegemoni Fashion Barat Pada Busana Bangsawan di Bali Utara (1800-1940)

Authors

  • A.A. Ngr. Anom Mayun K. Tenaya Program Studi Desain Fashion, Fakultas Seni dan Desain ISI Denpasar Jl. Nusa Indah, Sumerta, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali 80235-Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1478

Keywords:

hegemoni, fashion, barat, busana bangsawan, bali utara

Abstract

Penampilan busana bangsawan di puri-puri Bali Utara pada era 1800-1940 menunjukan adanya hegemoni budaya dalam berbusana terhadap sistem busana tradisional Bali, khususnya di Bali Utara. Pengaruh budaya asing, khususnya Barat terjadi melalui pertemuan langsung penduduk Bali Utara dengan pedagang dari Eropa. Kaum bangsawan Bali Utara yang berasal dari dua kerajaan besar, yakni Kerajaan Karangasem dan Buleleng menerima baik kedatangan bangsa Barat pada awalnya. Dua puri besar ini berusaha melakukan perubahan sosial kultural dengan bantuan pihak Barat yang kemudian berhasil menguasai Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian budaya dan studi fashion untuk menjelaskan elemen-elemen fashion Barat pada busana bangsawan Bali Utara pada 1800-1940. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada busana kaum bangsawan pria terlihat elemen-elemen fashion Barat, terutama pada pemakaian baju dan kelengkapan busana, seperti: rompi, dasi, dan aksesoris, seperti: lencana, jam, pin, dan topi. Pada busana bangsawan wanita terlihat pada pemakaian baju kastim dan penggunaan motif aksesoris seperti bros, giwang, dan leontin, serta gelung yang menyerupai tiara pada kepala bangsawan wanita Eropa. Pengaruh budaya Barat dalam tatabusana bangsawan Bali Utara 1800-1940 terjadi melalui hegemoni fashion. Dengan pasti, gaya hidup bangsawan Bali Utara pada era 1800-1940 menjadi ke barat-baratan. Modus operandi hegemoni melalui pendidikan dan pemaksaan etika berbusana Barat terutama pada kaum wanita.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arumsari, Arini, Agus Sachari, & Andryanto Rikrik Kusmara. (2019). The influence of traditional values on the development of fashion in Bali. The Research Journal of the Costume Culture, Vol.27 No.3 pp.264-273. Doctorate Program of Visual Art and Design, Institut Teknologi Bandung, Indonesia.

Billah, M.M. (1996), Good Gorvenance dan Kontrol Sosial Realitas dan Prospek, Prisma, 8 Agustus, p. 43.

Covarrubias, Miguel. (1973), Island of Bali. Periplus Editions, Singapore.

Djelantik, A.A.M. (1997). The Birthmark-Memoirs of a Balinese Prince. Periplus Editions, Singapore.

Geertz, Clifford. (1973., The Interpretation of Cultures, Selected Essays. Basic. New York.

Girindrawardani. A.A.A.Dewi, Adrian Vickers,& Rodney Holt, (2014), The Last Rajah of Karangasem, Saritaksu, Denpasar.

Hanna, Willard A.(2004), Bali Chronicles, Periplus, Singapore.

______________. (2016), A Brief History Of Bali: Piracy, Slavery, Opium, and Guns: The Story of an Island Paradise, Tuttle Publications, Singapore.

Hardiman, F.Budi. (2012), Humanisme dan Sesudahnya, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta

Jelantik, Ida Nyoman, et al. (2003), History of Puri Karangasem, Culture and Tourism Offices of Karangasem, Denpasar.

Lach, Donald F and Edwin J. Van Kley. (1998), Asia in the Making of Europe, Volume III: A Century of Advance. Book 3South East of Asia, University of Chicago Press, Chicago.

Langi, Kezia Clarissa, dan Park Shinmi (2017) “An Analysis of the Characteristics of Balinese Costume” dalam Journal of the Korean Society of Costume, Vol. 67, No. 4 (June 2017) pp. 38-57. Associate Professor, Dept. of Clothing & Textiles, Andong National University.

Lansing, JS. (1983), The Indianization of Bali. Journal of South and Southeast Asian Studies 14(2).

Rowman & Littlefield. (2020), Fashionable Traditions: Asian Handmade Textiles in Motion, (Ayami Nakatani, ed.), Lexington Books, New York.

Patria, Nezar dan Andi Arief. (2003), Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Picard, Michael. (2006), Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta.

Richter, Anne. (2000). The Jewelry of Southeast Asia, Thames and Hudson Ltd, London .

Schaublin, Brigitta Hauser, et al. (1997), Balinese Textiles, Peri Plus Edition, Singapore .

Seraya, I Made, dkk. (1995), Pengerajin Tradisional di Daerah Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Denpasar.

Soedibyo, BRA. Mooryati. (2003), Busana Keraton Surakarta Hadiningrat. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugiono, Muhadi. (1999), Kritik Antonio Gramsci terhadap Pembangunan Dunia Ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Taylor, Lou. (2002), The Study of Dress History, Manchester University Press, New York.

Vickers, Adrian. (2012), Balinese Art: Paintings and Drawings of Bali 1800– 2010, Tuttle Publishing, Singapore.

---------------------. (2014), The Last Rajah of Karangasem, Saritaksu, Denpasar.

Wardhani, Baiq L.S.W. (2016), Respon Poskolonial terhadap Intensifikasi Pendidikan Kolonial di Afrika, Universitas Airlangga, Surabaya.

Wijaya, Nyoman. (2018), Bening Embun: Perjalanan A.A.Made Djelantik, Pustaka Larasan, Denpasar .

Downloads

Published

14-06-2021

How to Cite

Tenaya, A. N. A. M. K. . (2021). Hegemoni Fashion Barat Pada Busana Bangsawan di Bali Utara (1800-1940). Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2), 245–253. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1478

Issue

Section

Articles
Loading...