Karakteristik Gamelan Selonding Bebandem Dan Selonding Tenganan “Studi Komparasi Intramusikal”

Karakteristik Gamelan Selonding Bebandem Dan Selonding Tenganan “Studi Komparasi Intramusikal”

Authors

  • I Wayan Pande Widiana Jurusan Pengkajian Musik, Program Studi Pengkajian dan Penciptaan Seni, Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.637

Keywords:

karakteristik, selonding, bebandem, tenganan, komparasi

Abstract

Dewasa ini Selonding yang notabena merupakan gamelan yang masuk dalam klasifikasi gamelan golongan tua mulai menunjukkan geliat re-eksistensi. Gamelan yang tergolong kuna ini menjadi alternatif baru dalam khasanah ruang ekspresi seni karawitan Bali. Keberadaan gamelan ini banyak ditemukan di desa-desa kuna daerah Bali bagian timur (daerah Karangasem dan sekitarnya). Penelitian ini bertujuan untuk membedah karakteristik dari gamelan Selonding Bebandem dan Tenganan sebagai sebuah studi komparasi intramusikal guna memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai karakteristik dan perbedaan dari kedua jenis Selonding tersebut, mengingat re-eksistensi dari gamelan ini belum disertai dengan informasi yang memadai terkait style yang ada. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan intramusikal. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa karakteristik yang melekat pada gamelan ini terletak pada bahan dan musikalnya. Secara organologi, bilah gamelan Selonding terbuat dari besi dan pelawah terbuat dari kayu. Secara akustik, resonansi Selonding mengunakan sistem gibung yaitu dua bilah nada dalam satu ruang resonan. Setiap gamelan selonding yang ada di desa-desa kuna memiliki ciri khas tersendiri seperti halnya Selonding Bebandem dan Selonding Tenganan. Perbedaan dari kedua jenis Selonding tersebut secara intramusikal terletak pada instrumentasi, susunan nada, teknik permainan, dan repertoar. Selonding Bebandem memiliki ciri khas teknik permainan Lelungidan, Nyogcag, Ngundir dan Ngubit. Sedangkan Selonding Tenganan memiliki ciri khas teknik permainan yaitu gegebug Ngerejeg, Sekati, Nerompong dan Rereongan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aryasa, I W.M. 1976/1977. Perkembangan Seni Karawitan Bali. Denpasar: Laporan Proyek Sasana Budaya Bali.

Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali Di Atas Panggung Sejarah. Denpasar: Badan Penerbit Stikom Bali.

Bandem, Made.1991.Ubit-ubitan : Sebuh Teknik Gamelan Bali. STSI. Denpasar.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Dibya, I Wayan. 1977/1978. Pengantar Karawitan Bali. Denpasar: ASTI.

Dibya, I Wayan. 2017. Kotekan Dalam Musik Dan Kehidupan Bali. Balimangsi Foundation dan ISI Denpasar.

Sugiartha, I Gede Arya. 2015. Lekesan: Fenomena Seni Musik Bali. UPT.Penerbitan ISI Denpasar.

Sukerta, Pande Made. 2009. Ensiklopedi Karawitan Bali-Edisi Kedua. ISI Press Solo

Sukerta, Pande Made. 2010. Tetabuhan Bali I. ISI Press Solo.

Tusan, Pande Wayan. 2001. Slonding Tinjauan Gamelan Bali Kuna Abab X-XIV (Satu kajian Berbadsrkan Data Prasasti, Karya Sastra dan Artefak). Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.

Downloads

Published

12-02-2019

How to Cite

Widiana, I. W. P. (2019). Karakteristik Gamelan Selonding Bebandem Dan Selonding Tenganan “Studi Komparasi Intramusikal”. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(1), 61–72. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.637

Issue

Section

Articles
Loading...