Prasi : Karya Kreatif Estetik Unggulan Bali (Sebuah Studi Teo-Antropologi)

Prasi : Karya Kreatif Estetik Unggulan Bali (Sebuah Studi Teo-Antropologi)

Authors

  • I Nengah Duija Program Pascasarjana Budaya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.631

Keywords:

prasi, karya kreatif unggulan, teo-antropologi

Abstract

Kebertahanan dan pertumbuhan serta perkembangan seni di Bali secara tidak langsung disebabkan oleh kuatnya sistem keagamaan Hindu yang dianut oleh orang Bali. Keterkaitan seni dan agama tersebut adalah saling mengisi dan saling menguatkan, sehingga kesenian di Bali digolongkan menjadi menjadi seni wali, bebali, dan Balih-balihan. Berdasarkan klasifikasi tersebut, tentu memiliki ragam yang bervariasi pada masing-masing kelompok tersebut. Salah satu ragam seni lukis yang luput dari pengamatan selama ini adalah seni lukis prasi, yaitu seni lukis di atas daun rontal yang digurat dengan pisau khusus (pangrupak) dan dengan bahan dari lontar yang sudah diproses sesuai tradisi pembuatan lontar, serta sebagai tintanya adalah daging buah kemiri (tingkih=bahasa Bali) yang dibakar sampai menjadi arang (adeng=bhs Bali). Tema-tema yang diangkat adalah dari dua epos besar susastra Hindu, yaitu Mahabharata dan Ramayana dengan berbagai variannya. Sebagai hasil analisis menujukkan bahwa karya lukis  Prasi yang belum lazim dalam jagat seni lukis umumnya, membuat nilai artistik dari prasi ini sangat luar biasa. Media yang digunakan untuk melukis ukuranya sangat kecil dan harus digurat terlebih dahulu. Nilai-nilai itu di samping sebagai nilai material yang dapat dilihat dengan kasat mata (indrawi), juga nilai-nilai yang terkait dengan kosmologis Hindu (baca:teo-estetik), dan nilai-nilai antropologis tentang kepercayaan pada kehidupan magis dalam kebudayaan manusia Bali. Banyak hal yang dapat disimak dari seni lukis prasi ini sebagai sebuah ekspresi berkesenian orang Bali dan penghayatan pada kekuatan ilahi atau pengejewantahan nilai-nilai ajaran agama Hindu untuk dapat disampaikan sebagai sarana komukikasi kepada seluruh pencinta seni prasi. Oleh karena sang perupa harus memahami betul tentang teknologi tulis-menulis dalam lontar dan mendalami hakikat susastra yang dilukis itu sendiri, dengan kata lain memindahkan wacana sastra dalam guratan lukis prasi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agastia, I.B.G.1980.“Geguritan Sebuah Bentuk Karya Sastraâ€. Paper Sarasehan Sastra Bali, Pesta Kesenian Bali ke 2 Art Cantre Denpasar.

Agastia, I.B.G.1984. “Cerita Tantri Dalam Kasusastraan Bali†Widya Pustaka, Denpasar: Fakultas Sastra Unud.

Agastia, I.B.G.1994. Kesussastraan Hindu Indonesia (Sebuah Pengantar). Denapasar: Yayasan Dharma Sastra.

Arsana, Supono.1983. Dasar-Dasar Seni Lukis. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Didektorat Jenderal Pendidikan Dan Menengah.

Aryandini Sumaryoto, Woro. 2002. Wayang dan Lingkungan. Jakarta : Universitas Indonesia

Astra, I Gede Semadi.2004. “ Revitalisasi Kearifan Lokal Dalam Upaya Memperkokoh Jati Diri Bangsaâ€. Dalam Politik dan Identitas Etnik.Editor I Wayan Ardika dan I Nyoman Darmaputra. Denpasar: FS Unud dan Bali Mangsi Press.

Ayatrohaedi.1986. Editor. Kepribadian Budaya Bangsa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Bagus, I Gusti Ngurah, 1975. Kebudayaan Bali, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Koentjaraningrat, Ed) Jakarta : Jembatan.

Bandem, I Made.2001. Wayang Wong. Yogyakarta: Bali Mangsi.

Djelantik. 2008. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta : Masyarakat Seni Indonesia.

Hinzler, 1993. Balinese Palm-Leaf Manuscrif. Leiden University Press.

Katalog Lontar Fakultas Sastra Unud, 1988. Fakultas Sastra Universitas Udayana : Denpasar

Covarrubias, Miquel.1952. “Seni dan Senimanâ€. Dalam Majalah Kebudayaan Indonesia Nomor Bali. Jakarta: Lembaga Kebudayaan Indonesia.Hal.67.

Geriya, I Wayan dkk.2010. Kebudayaan Unggul. Inventori Unsur Unggulan sebagai Basis Kota Denpasar Kreatif. Denpasar: Bappeda.

Gie, The Liang. 1983. Garis-Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Penerbit Supersukses.

Jazuli.M.2014. Sosiologi Seni Edisi 2. Pengantar dan Model Studi Seni. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kayam, Umar.1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.

Mantra, Ida Bagus.1996. Landasan Kebudayaan Bali. Denpasar: Yayasan Dharma Sastra.

Mardiwarsito.L.1990. Kamus Jawa Kuna – Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Monmon, Sudarma.2014. Antropologi Untuk Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pigeaud, Theodore. 1967-1981. Literature of Java, The Hague : Martinus Nijhoff.

Plyte.1912. Dampati-Lalangon. Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunstenen Wetenschappen (KBG).

Plyte.1967. Prasi tentang Tantri dari Bali (binatang)

Poerbatjaraka, R.Ng.1933, NitiçastraOud Javaansche tekst met Vertaling. Bandung: A.C. NIX.

Robson, S.O.1978. Pengkajian Sastra Nasional dan Sastra-Sastra Klasik Indonesia. Bahasa dan Sastra, Th. IV. No. 6.

Suastika, I Made, 1996. Tradisi Penulisan Lontar di Bali, Dalam Majalah Lontar. No : 1 Tahun I. Denpasar : Pusdok Propinsi Bali.

Suastika, I Made, 1997. Bimbingan Teknis ke Arah Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Penulis Lontar Prasi di Desa Tenganan-Karangasem, Denpasar : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Unud.

Sugriwa, I Gusti Bagus.1952. “Seni Budaya Hindu Baliâ€. Dalam Majalah Kebudayaan Indonesia Nomor Bali. Jakarta: Lembaga Kebudayaan Indonesia.Hal.17.

Sulastin-Sutrisno.1981. Relevansi Studi Filologi. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Filologi Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada.

Supartha, I Made. Erotisme dalam Prasi Bali.Makalah tidak terbit

Sulistyorini, Dwi.2015. Filologi Teori dan Penerapanya. Malang: Madani.

Sutrisno, Mudji dan Christ Verhaak.1993. Estetika Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Kanisius.

Suwdija, I Ketut.1979. Mengenal Prasi, Singaraja : Gedong Kirtya

Teeuw, A. 2017. Sastra dan Ilmu Sastra. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Warna dkk.1991. Kamus Bali Indonesia. Denpasar: Dinas Pendidikan Dasar Provinsi Bali.

Waesberghe, Smith van.2016. Estetika Musik, Editor. Sunarto.Yogyakarta: Thafamedia.

Winasa, Putu, 1992. Prasi Karya I Gusti Bagus Sudiasta dari desa BungkulanSingaraja Bali, Skripsi Sarjana (S1). Yogyakarta : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia.

Widana, I Nyoman.2012.Prasi Salah Satu Naskah Kuno di Bali. Makalah tidak terbit.

Zoetmulder, P.J.1995. Kamus Jawa Kuna- Indonesia. Bekerjasama dengan S.O Robson. Penerjemah Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

12-02-2019

How to Cite

Duija, I. N. (2019). Prasi : Karya Kreatif Estetik Unggulan Bali (Sebuah Studi Teo-Antropologi). Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(1), 19–29. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.631

Issue

Section

Articles
Loading...