Archeological Site As The Idea Source In The Motif Development Of Batik Sragen

Archeological Site As The Idea Source In The Motif Development Of Batik Sragen

Authors

  • Mulyanto Mulyanto Art Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v33i3.521

Keywords:

archeology, motif, batik, sanggit

Abstract

Sragen Regency in Central Java Province, Indonesia, has an iconic archaeological site that centered in Sangiran area. This site has not been much explored as the idea source for the creation of motifs in batik craft production; whereas batik is one of the main products of Sragen Regency. This research aims to explore the usable elements of the archeological site that can be applied into the motif of batik. Participatory action research, focus group discussion, and creative development were used as research methodsas well as empowering batik craft industry. The research has beenconducted at Pilang Village, Sragen Regency, especially in Jalidin batik craftsman industry. The result of the research is the batik motif design that brings the concept of prehistoric elephant and bones. The concept is manifested in the elephant combined with bones motif and it is inserted in a machete (parang) pattern. Furthermore, the designed motif is then applied in short-sleeve shirt pattern and produced with several color variations, either using synthetic color or natural dyes. The designed motif is then generated into a batik sanggit in short-sleeves shirt mode.

Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah memiliki situs kepurbakalaan yang berpusat di daerah Sangiran. Situs kepurbakalaan tersebut belum banyak digali untuk dijadikan sebagai sumber ide bagi penciptaan motif-motif dalam produk kriya batik ataupun kriya tekstil bermotif batik. Padahal kriya batik dan kriya tekstil bermotif batik merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Sragen. Tujuan riset ini adalah untuk mengusulkan motif batik yang baru bertolak dari inspirasi situs purbakala sebagai upaya untuk memberdayakan usaha kerajinan batik di Kabupaten Sragen. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu kaji tindak partisipatif, metode diskusi kelompok terfokus, dan pengembangan kreativitas pengrajin. Riset dilakukan di Desa Pilang, Sragen khususnya di usaha kerajinan batik Jalidin. Hasil riset yaitu berupa desain motif batik yang berbentuk binatang gajah dan tulang. Kemudian bentuk gajah dan tulang tersebut disusun dalam pola parang dan dibuat pada pola kemeja lengan pendek. Motif tersebut kemudian diproduksi dengan berbagai variasi warna, baik menggunakan zat warna sintetis maupun zat warna alam. Kain batik motif gajah kemudian dibuat menjadi kemeja lengan pendek yang motif-motifnya sanggit di beberapa bagian sambungan jahitan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Doellah, Santoso. (2002). Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Surakarta: PT Batik Danarhadi.

Gumulya, Devanny and Liony Amanda Lee. (2018). Pencarian Identitas Desain Lampu Gentur Cianjur dengan Pendekatan Teori Semiotik. Mudra, Jurnal Seni Budaya, 33(1), 35-47.

Kaufman, J. C. and R. J. Sternberg. Creativity. (2007). Journal of Change, 39(4) (July-August 2007), p.55-57.

Makki, Achmad Ibrahim, Resty Mayseptheny H., Wine Regyandhea Putri. (2017). Pengembangan desain motif kain tenun ikat Garut berdasarkan Indonesia trend forecasting. Arena Tekstil, 32(1), 35-40.

Mudjiman, Haris. (2012). Belajar Mandiri, Surakarta: UNS Press.

Mulyanto and Tjahjo Prabowo. (2016a). Pemberdayaan usaha kerajinan batik Jalidin di Sragen. Laporan Pengabdian [Report of Community Service], Surakarta: LPPM UNS.

Mulyanto, Narsen Afatara, Lili Hartono. (2016b). Desain pola motif tekstil bermotif sebagai upaya pemberdayan industri. Laporan penelitian [Report of Research]. Surakarta: LPPM UNS.

Prasetyowibowo, Bagas. (1998). Desain Produk Industri. Bandung: Yayasan Delapan Sepuluh.

Rizali, Nanang. (2006). Tinjauan Desain Tekstil. Surakarta: LPP UNS.

Rohmaya, Richah and Yulistiana. (2016). Batik Sendang Lamongan. E-Journal. Edisi Yudisium Periode Mei 2016 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya 5(2), 1-9.

Roojen, Pepin van. (2001). Batik Design. Amsterdam: The Pepin Press BV.

Salma, Irfa’ina Rohana, Anugrah Ariesahad Wibowo, and Yudi Satria. (2015). Kopi dan Kakao dalam kreasi motif batik khas Jember. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 32(2), 63-72.

Salma, Irfa’ina Rohana and Edi Eskak. (2012). Kajian estetika desain batik khas Sleman “Semarak Salakâ€. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 32(2), 1-8.

Sragen in number. (2015). Bappeda Sragen.

Suantara, Dermawati, Yusniar Siregar, Moekarto Moeliono. (2016). Karakteristik kain ATBM Dobby hasil pengembangan motif batik khas kota Bandung sebagai motif tenun ikat untuk kain kemeja. Arena Tekstil, 31(1), 17-22.

Susanto, Sewan S.K. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Departemen Industri.

Downloads

Published

27-09-2018

How to Cite

Mulyanto, M. (2018). Archeological Site As The Idea Source In The Motif Development Of Batik Sragen. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(3), 334–340. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i3.521

Issue

Section

Articles
Loading...