Perubahan Spasial Rumah Tinggal Tradisional Bali Di Banjar Adat Selat Peken Bangli

Perubahan Spasial Rumah Tinggal Tradisional Bali Di Banjar Adat Selat Peken Bangli

Authors

  • I Kadek Sosiawan Magister Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v35i2.1065

Keywords:

perubahan, spasial, rumah tinggal, selat peken, bangli

Abstract

Spasial menurut Habraken (1978), merupakan wadah aktivitas manusia secara fisik maupun psikis, yang aktivitasnya sangat ditentukan oleh pengetahuan sosial budaya pemiliknya. Hal ini menyiratkan bahwa perubahan kehidupan sosial budaya masyarakat berdampak pada perubahan tatanan spasial. Perkembangan kebudayaan Bali dari kebudayaan agraris menuju kebudayaan industri ditandai dengan perubahan nilai-nilai dan karakteristik kehidupan masyarakat seperti: perubahan kehidupan komunal menjadi individual, sifat-sifat kooperatif menjadi progresif, cara berpikir intuitif menjadi rasional, analitis dan posesif, hidup sederhana menjadi komplek (Robi Sularto, 1974;14). Banjar Adat Selat Peken merupakan banjar tradisional yang awalnya hidup dalam masyarakat agraris. Kemudian berubah kearah hidup non-agraris sejalan dengan perkembangan kebudayaan Bali. Masyarakat kini menekuni profesi-profesi baru dibidang industri dan jasa yang disertai dengan perubahan cara pandang dan cara kehidupan masa kini menyebabkan adanya perubahan spasial rumah tinggal tradisionalnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan spasial rumah tinggal tradisional di Banjar Adat Selat Peken menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara dengan tokoh masyarakat, pemilik hunian, untuk mengetahui pola aktivitas masyarakat dan sistem sosial budaya. Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati secara langsung tata letak, orientasi, hierarki, dan transparansi rumah tinggal atas terjadinya perubahan tata letak bangunan serta perubahan bangunan untuk menampung kegiatan-kegiatan dengan fungsi baru seperti garase, gudang, warung, dan tempat bekerja. Pemanfaatan bangunan kosong sebagai tempat tinggal bagi kelompok keluarga baru berdampak terciptanya perubahan orientasi tata letak bangunan, transparansi, serta hierarki rumah tinggal tradisional Bali di Banjar Adat Selat Peken.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Budihardjo, E. 1986. Architecture conservation in Bali. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dwijendra, N. K. A. 2003. Perumahan dan Permukiman Tradisional Bali. Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur, Universitas Udayana, Bali.

Fathony, Mulyadi, Sukowiyono. 2012. Rumah dan Permukiman Tradisional yang Ramah Lingkungan. ITN Malang.

Habraken, N. John. 1978. General Principles A Bout the Way Built Environment Exist. Massachusetts.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press.

Poerwadarminta, W.J.S. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

Rapoport, Amos. 1969. House Form and Culture. Englewood Cliffs, New York: Prentice Hall. Inc

Rapoport, Amos 1980. Human Aspects of Urban Form: Towards a Man Environment Approach to Urban Form and Design. New York: Pergammon Press.

Rapoport, Amnon. 1997. Order of play in strategically equivalent games in extensive form. International Journal of Game Theory, 26: 113-136.

Ronald, Arya. 2005. Nilai-nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sularto, Robi. 1978. “Rumah Orang Bali” dalam Indonesian Heritage Arsitektur. Jakarta: Grolier International.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Downloads

Published

10-07-2020

How to Cite

Sosiawan, I. K. (2020). Perubahan Spasial Rumah Tinggal Tradisional Bali Di Banjar Adat Selat Peken Bangli. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(2), 218–224. https://doi.org/10.31091/mudra.v35i2.1065

Issue

Section

Articles
Loading...