Produksi Ruang pada Kesenian Laesan Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Jawa Tengah

Produksi Ruang pada Kesenian Laesan Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Jawa Tengah

Authors

  • Tessa Eka Darmayanti Universitas Kristen Maranatha
  • Azizi Bahauddin Universiti Sains Malaysia

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v36i3.973

Keywords:

Laesan, Lasem, phenomenology, spatial production

Abstract

Kajian ini membahas salah satu kesenian khas dari kawasan pantai utara Jawa Tengah yaitu Laesan. Keistimewaan Laesan terlihat ketika penari pria menari dalam keadaan tidak sadar karena roh bidadari masuk ke dalam tubuhnya. Setiap sesi pada pertunjukan kesenian Laesan yang masing-masing memiliki makna tersendiri yang secara tidak langsung membentuk ruang-ruang yang bersifat intangible. Makna dan ruang tersebut terlahir dari persepsi yang berasal dari berbagai interaksi dan dialog semua pemain, komponen pendukung dan penonton. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kualitatif dengan pendekatan konsep fenomenologi yang berkaitan dengan keterlibatan panca indera manusia, memori dan imajinasi. Data dikumpulkan melalui berbagai pengalaman penulis, observasi dan wawancara untuk melengkapi analisis. Kajian ini bertujuan untuk memberikan cara pandang yang berbeda dalam melihat sebuah pertunjukan kesenian tradisional Laesan sebagai ruang kebudayaan yang menghimpun nilai-nilai kehidupan. Selain itu untuk menjaga keberlangsungan Laesan sebagai salah satu identitas bangsa.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Azizi Bahauddin, Universiti Sains Malaysia

School of Housing, Building & Planning, Universiti Sains Malaysia, Penang, Malaysia

References

Anggrahita, Nimas Hayuning & Sunarto. (2016), Kesenian Laesan di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang: Kajian Fungsi dan Konflik. Catharsis: Journal of Art Education, vol. 5, no.1 (2016), 9-17.

Miles & Huberman. (1992), Analisis Data Kualitatif. Terjemahan. Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit UI Press.

Brandon, James R. (1967), Theatre in Southeast Asia. Massachusetts: Cambrige University Press.

Creswell, J.W. & Plano Clark, V.L. (2007), Designing and Conducting Mixed Methods Research. CA: Sage.

Darmayanti, Tessa. E. 2017, Third Space within the Gates of Rumah Peranakan at Chinatown Area, Lasem, Central Java, Indonesia: 5th PSU-USM International Conference on Art and Sciences, 8-9 August 2017, Phuket, Thailand, 73-82.

Ingold, T. (2000), The Perception of The Environment: Essays on Livelihood, Dwelling and Skill. New York: Routledge.

Karmini, Ni Nyoman. (2019), Nilai-Nilai Budaya Dalam Tam Tam. Mudra Jurnal Seni Budaya, Vol. 34, No. 1, Februari, 8-18.

Kant, Immanuel. (1770), The Inaugural Dissertation: Concerning the Form and Principles of Sensible and Intelligible World. https://plato.stanford.edu/entries/kant/

Kirana, S.M. (2018), Kajian Hubungan Ruang Dalam Pada Bangunan Gereja ST. Maria Fatima, Sragen, Jawa Tengah. Serat Rupa Journal of Design, Januari, Vol.2, No.1, 14-25.

Koentjaraningrat. (1993), Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kusumastuti, Eny. (2006), Laesan sebuah Fenomena Kesenian Pesisir: Kajian Interaksi Simbolik antara Pemain dan Penonton. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, vol. 7, no.3 (2006).

______________. (2009), Ekspresi Estetis dan Makna Simbolis Kesenian Laesan.

Harmonia: Journal of Arts Research and Education, vol. 9, no.1 (2009).

Lembaga Bahasa dan Budaja. (1955), Majalah: Bahasa dan Budaja: Madjalah Populer Jang Berdasarkan Ilmu Pengetahuan Tentang Bahasa dan Budaja, vol IV, hal. 39. Djakarta: Lembaga Bahasa dan Budaja, Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Merleau-Ponty, Maurice. (1962), Phenomenology of Perception. London: Routledge Press.

Pallasmaa, Juhani. (1994), An Architecture of the Seven Senses – In Questions of Perception: Phenomenology of Architecture. Architecture and Urbanism, July, Special Issue - Holl, Steven; Pallasmaa, Juhani & Perez-Gomez, Alberto

Poerwadarminta. (1983), Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rodaway, P. (1994), Sensuous Geographies: Body, Sense and Place. New York: Routledge.

Southworth, M. (1969), The Sonic Environment of Cities.Environment and Behaviour, 1(1), p. 49-71.

Umar, Muhammad Iqbal. (2017), Sejarah Kesenian Laesan di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 1940-1987 M. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Unjiya, Akrom M. (2014), Lasem: Negeri Dampoawang: Sejarah yang Terlupakan. Yogyakarta: Salma Idea.

Wise, Macgregor J. (2000), Home: Territory and Identity. Cultural Studies, 14(2), 295-310. https://doi.org/10.1080/095023800334896

Daftar Informan:

Abdul Ngalim, (84 tahun), pakar syair tembang laesan dan mantan penyanyi laesan, wawancara 18 September 2018 di Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.

Ernantoro, (59 tahun), tokoh masyarakat Lasem dan pakar kesenian laesan, wawancara 24 September 2018 di Desa Gedong Mulyo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.

Suripto, (46 tahun), penarik becak dan penari laesan, wawancara 29 September 2018 di Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang,

Yon Suprayoga (60 tahun), tokoh masyarakat Desa Soditan dan pakar kesenian Lasem, wawancara 24 September 2018 di Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang

Downloads

Published

03-08-2021

How to Cite

Darmayanti, T. E., & Bahauddin, A. (2021). Produksi Ruang pada Kesenian Laesan Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Jawa Tengah. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(3), 290–300. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i3.973

Issue

Section

Articles
Loading...