Tari Kreasi Cangak Congak

Main Article Content

Ni Made Liza Anggara Dewi
Siluh Made Astini
I Gede Mawan

Abstract

Cerita Tantri berbingkai dongeng adalah cerita yang kaya akan nilai pendidikan moral. Salah satunya Pedanda Baka atau burung cangak yang tamak yang merupakan sumber ide dari penciptaan tari kreasi, dengan tujuan menampilkan sebuah tari yang juga kaya akan nilai pendidikan. Menggunakan metode penciptaan seni yang terdiri atas eksplorasi, improvisasi dan pembentukan. Tahapan penciptaan seni tari, digunakan untuk membantu menjabarkan secara detail tentang proses kreatif pada penciptaan Tari Kreasi Cangak Congak yang dibawakan oleh 3 orang penari putri dengan mengambil karakter putri keras. Tari kreasi cangak congak ini diiringi oleh gamelan Semarpegulingan, karena mampu memberikan suasana dan aksentuasi gerak seekor burung cangak yang berkarakter tenang dan bijaksana. Struktur tari ini terdiri dari empat bagian, yaitu: Bagian pepeson menggambarkan gerak gerik burung cangak. Bagian pengawak menggambarkan suasana di kolam dengan menampilkan karakter burung cangak yang berpura-pura menjadi seorang yang bijaksana dan karakter ikan penghuni kolam yang terpedaya. Bagian  pengecet menggambarkan burung cangak memangsa mangsanya dengan cara dibawa terbang satu persatu. Bagian  pekaad menggambarkan kepiting yang dari awal tidak percaya kepada kebaikan burung cangak dibawa terbang oleh burung cangak ke atas bukit, akan tetapi ia melihat tulang belulang dari kejauhan sehingga membuat kepiting marah dan berakhir burung cangak mati. Penyajian dari Tari Cangak Congak ini didukung oleh media penunjang seperti, tata rias panggung dan busana, musik pengiring tari, panggung dan tata lampu.

Article Details

How to Cite
Liza Anggara Dewi, N. M., Astini, S. M., & Mawan, I. G. (2020). Tari Kreasi Cangak Congak. Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan, 6(1), 1–6. Retrieved from https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/1113
Section
Articles

References

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta. PT Rineka Cipta

Dibia, I Wayan. 1994. “Tari-tarian Bali Kreasi Baru: Bentuk, Pertumbuhan dan Perkembangannya:. Dalam Mudra: Jurnal Seni Budaya No.2 Februsri 1994. Denpasar: ISI Denpasar.

Djelantik, A.A.M. 2008. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Dedy Irawan.2017. Paradigma Pendidikan Seni. Yogyakarta: Thafa Media

Felman, Edmund Burke. 1967. Art as Image and Idea. New Jersen, etc:Prentice-Hall, Inc, Englewood Clift.

Gie, The Liang. 1999. Filasafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna

Hawkins, Alma M. 2003. Mencipta Lewat Tari. Terjemahan Sumandiyo Hadi dari Creating Through Dance. Yogyakarta: Manthili Yogyakarta.

Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalansutra

Mudiasih, Ni Wayan. 2015. Olah tubuh. Denpasar. Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar

Murgiyanto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi BeberapaMasalah Tari di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya Sastra

Robby, Hidayat. 2009. Pengetahuan Tari. Malang. UNM

Robby, Hidajat. 2018. Tari Pendidikan.Malang. Media Kreativa Yogyakarta

Smit, Jaqueline, 1985, Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Terjemahan Ben Soeharto. Yogyakarta: Ikalasti

Tya Marthyana, Nurdiny. 20 13.Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia