Pembinaan Gending-Gending Tabuh Klasik Gamelan Selonding Di Desa Adat Kemoning

Main Article Content

I Dewa Ketut Manik Kedaton
Saptono
Ni Wayan Masyuni Sujayanthi

Abstract

Desa Adat Kemoning merupakan Desa yang memiliki potensi dalam bidang Seni Karawitan khususnya terhadap kalangan remaja. Namun hal ini sangat disayangkan karena kurangnya terdapat para tokoh-tokoh Seni yang terdapat di Desa dan kurangnya fasilitas Barungan Gamelan lengkap mengakibatkan potensi yang dimiliki tidak dapat berkembang dengan baik sebagaimana mestinya. Oleh sebeb itu, penulis memilih Desa Adat Kemoning Sebagai Mitra dalam pelaksanaan MBKM program Kuliah Kerja Nyata Tematik. Dengan tujuan membantu dan mewadahi potensi untuk mengembangkanya dan mendapat peranan penting dalam segala kegiatan masyarakat di Desa Adat Kemoning. Berbagai upaya telah dilakukan penulis, seperti melakukan observasi dan melakukan pertemuan dengan Bendesa Desa Adat Kemoning guna mendapat informasi penting serta mendapat kegiatan yang dapat diunggulkan. Setelah melakukan berbagi upaya untuk mendapat informasi, Prebekel Desa Adat Kemoning pada saat melakukan pertemuan meminta untuk mengembangkan Seni khususnya Seni Karawitan terhadap kalangan remaja atau para pemuda yang terdapat di lingkup Desa Adat Kemoning. Mengembangkan Seni Karawitan yang dimaksud seperti melatih menabuh dengan menggunakan Gamelan Selonding terhadap pemuda yang memang belum mengetahui cara bermain Gamelan Selonding. Adapun beberapa gending tabuh Klasik yang diajarkan seperti tabuh Sekar Gadung, Rejang Lente, dan Rejang bebandem. Penulis memilih tabuh tersebut karena tabuh tersebut merupakan tabuh klasik yang mudah untuk diplajari untuk para pemuda yang baru belajar bermain gamelan Selonding.

Article Details

How to Cite
Kedaton, I. D. K. M., Saptono, S., & Sujayanthi, N. W. M. (2023). Pembinaan Gending-Gending Tabuh Klasik Gamelan Selonding Di Desa Adat Kemoning. Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni, 11(1), 1–9. https://doi.org/10.31091/sw.v11i1.2517
Section
Articles

References

Bakan, M. B. (1998). Walking Warriors: Battles of Culture and Ideology in the Balinese Gamelan Beleganjur World. Ethnomusicology, 42(3), 441–484. https://doi.org/papers3://publication/uuid/C4AA7D03-E7CD-465C-9D17-D84DD2FB381B

Haryanto, T., & Yudana, I. G. (2023). Contemporary Music Composition “Embryo”| Komposisi Musik Kontemporer “Embrio.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.147

Herawati, N. W. (2017). Artikel Desa Adat Kemoning Sebuah Desa Agraris di Masa Lalu. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file.penelitian.dir/ea624bc792a55a9a59498b1d22723ob0d.pdf

I Wayan Suharta, I Nyoman Suarka, I Wayan Cika, I. K. S. (2021). Gamelan Selonding Sacred Function in Tenganan Pegringsingan Village. E-Journal of Cultural Studies, 14(1), 20–28. https://doi.org/https://doi.org/10.24843/cs.2021.v14.i01.p03

Kodi, I. K., Sedana, I. N., & Foley, K. (2005). Topeng Sidha Karya: A Balinese Mask Dance Performed by I Ketut Kodi with I Gusti Putu Sudarta, I Nyoman Sedana, and I Made Sidia in Sidha Karya, Badung, Bali, 16 October 2002. Asian Theatre Journal, 22(2), 171–198. https://doi.org/10.1353/atj.2005.0030

Pratama, G. M. R., & -, S. (2023). Campuhan: A New Music Creation | Campuhan: Sebuah Musik Kreasi Baru. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(2), 92–99. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i2.149

Pryatna, I. P. D. H. S. (2020). Konsep Musikal Instrumen kendang Dalam Gamelan Gong Kebyar Bali. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 73–84. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4220

Purna Yasa, I. M. R., & Santosa, H. (2022). The Transformation of Wargasari’s Kidung into Composition “Wehyang” | Transformasi Kidung Wargasari ke dalam Komposisi Karawitan “Wehyang.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 2(3), 173–179. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i3.476

Rustika Manik, I. M. D., Sudiana, I. N., & Hartini, N. P. (2023). Wira Chandra New Music Creation | Musik Kreasi Baru Wira Chandra. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(3), 204. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i3.383

Santosa, H. (2017). Gamelan Perang di Bali Abad ke-10 Sampai Awal Abad ke-21. Sumedang: Universitas Padjadjaran.

Santosa, H. (2018). Gamelan Banjuran, Perubahan dan Kelanjutannya. Seminar Nasional Agama, Adat, Seni Dan Sejarah Di Zaman Milenial, 135–146.

SemaraBawa, A., & Sudhana, I. K. (2023). Wisala Meru Musical Artwork | Karya Seni Musik Wisala Meru. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(3), 195. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i3.394

Sutyasa, I. M. A. N., Saptono, S., & Muryana, I. K. (2023). Karya Karawitan Inovatif “Ngincung.” Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik Dan Pendidikan Musik, 3(1), 1–14. https://doi.org/10.30872/mebang.v3i1.53