Genggong Dalam Karawitan Bali: Sebuah Kajian Etnomusikologi

Main Article Content

I Gde Made Indra Sadguna
I Wayan Sutirtha

Abstract

Hingga saat ini kajian tentang Genggong masih sangat terbatas dan eksistensi Genggong di masyarakat semakin langka dan termarjinalkan akibat pengaruh globalisasi. Oleh karena itu, penelitian tentang Genggong secara lebih mendalam sangat mendesak untuk dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan tekstual Etnomusikologi. Untuk menjawab permasalahan, digunakan teori organologi dan estetika sebagai pisau bedahnya. Dari observasi serta wawancara yang dilakukan, dapat dijelaskan proses pembuatan Genggong sebagai berikut. Genggong merupakan satu-satunya instrumen dalam karawitan Bali yang terbuat dari pugpug. Untuk membuat sebuah Genggong terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu, membuat bakalan, proses ngerot,dan nyetel suara. Selain itu dijelaskan juga mengenai dekorasi serta cara perawatan instrumen Genggong. Agar seorang musisi mampu memainkan Genggong terdapat beberapa hal yang harus dipahami. Hal-hal tersebut adalah sikap duduk yang baik, teknik membunyikan Genggong yang meliputi teknik mentil, serta cara untuk mencari nada. Perubahan Genggong dari alat musik individu menjadi sebuah ensamble disebabkan karena perubahan konteks musiknya. Dahulu Genggong hanya digunakan sebagai alat musik pribadi, berkembang menjadi sebuah barungan untuk mengiringi sebuah pertunjukan.

Until now, studies on Genggong are still very limited. The existence of Genggong is becoming very rare in Bali which is caused by the effect of globalization. Therefore, deep research on Genggong is urgently required. This research is an Ethnomusicology qualitative textual approach. The organology and aesthteics theory are used to solve the problems. Collecting data is done by means of literature studies, interviews, and observation participation. From observations and interviews that have been conducted, the process of making a Genggong are as follows. Genggong is the only musical instrument in Bali made of pugpug. To create a Genggong there are several steps that must be passed, which are, making the bakalan, ngerot process, and tuning the sound. In addition, I also describe the decor as well as how to treat a Genggong. In order for a musician capable of playing Genggong there are some things that must be understood. These things are: a good sitting position, Genggong techniques such as mentil and finding a proper sound. The change of Genggong from an individual instrument into a musical ensemble is caused by the change of the musical context. Genggong formerly was only used as a means of personal music, evolved into a musical ensamble to accompany a performance.

Article Details

How to Cite
Indra Sadguna, I. G. M., & Sutirtha, I. W. (2015). Genggong Dalam Karawitan Bali: Sebuah Kajian Etnomusikologi. Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni, 3. https://doi.org/10.31091/sw.v3i0.202
Section
Articles

References

Budiarsa, I Wayan dan Suminto. 2014. “Bentuk Representasi Dramatari Genggong di Desa Batuan Gianyar†dalam Jurnal Segara Widya Volume 2 No. 2. Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Hastanto, Sri. 2005. Musik Tradisi Nusantara: Musik-Musik yang Belum Banyak Dikenal. Deputi Bidang Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Hood, Mantle. 1982. The Ethnomusicologist. Ohio: The Kent State University Press.

McPhee, Colin. 1964. Music In Bali: A Study in Form and Instrumental Organization in Balinese Orchestral Music. New Haven and London: Yale University Press.

Mantra, Ida Bagus. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hastanto, Sri. 2005. Musik Tradisi Nusantara: Musik-Musik yang Belum Banyak Dikenal. Deputi Bidang Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Rai S, I Wayan. 2001. Gong: Antologi Pemikiran. Denpasar: Bali Mangsi.

Sadguna, I Gde Made Indra. 2010. Kendang Bebarongan dalam Karawitan Bali: Sebuah Kajian Organologi. Yogyakarta: Kanisius.

Spradley, James P. 1980. Participant Observation. Orlando, Florida: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Sudhana, I Gusti Ketut. 2007. “Beberapa Aspek Tentang Genggong†dalam Jurnal Bheri Volume 6 No. 1. Denpasar: Jurusan Seni Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar.