TY - JOUR AU - Santosa, Hendra AU - Saptono, - AU - Sudhana, I Ketut PY - 2015/11/13 Y2 - 2024/03/29 TI - Prototipe Gamelan Sistem Sepuluh Nada Dalam Satu Gembyang JF - Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni JA - SW VL - 3 IS - 0 SE - Articles DO - 10.31091/sw.v3i0.219 UR - https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/segarawidya/article/view/219 SP - AB - <p class="Default">Konsep sepuluh nada dalam satu gembyang pernah dirumuskan oleh dua orang musikolog Indonesia yaitu Raden Mahyar Angga Kusumadinata dan R. Hardjo Subroto. Pada gamelan Bali hal tersebut tersirat dalam lontar Prakempa. Konsep musikal yang sesungguhnya menarik ini, belum pernah diteliti dan dilakukan pengkajian yang mendalam. Dalam konteks inilah, sistem nada pada gamelan dengan menggunakan sembilan nada dalam satu gembyang penelitiannya terapan dilakukan.Tujuan Jangka panjang penelitian ini adalah membuat sebuah model gamelan dengan sistem sepuluh nada dalam satu Gembyang. Jika penelitian dapat diwujudkan, akan memberikan kosntribusi yang sangat signifikan dalam menunjang kreativitas seniman karawitan. Penelitian ini diperkirakan akan memakan waktu antara tiga tahun dengan masing-masing capaian setiap tahunnya berupa sebuah model instrumen gamelan. Penelitian terapan ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi lapangan untuk mencari nada dasar. Metode observasi kepustakaan untuk menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan interval nada. Metode observasi laboratorium yang menggunakan sofware Nuendo H2O serta <em>Plug in </em>RMIV untuk mencari <em>sampler </em>nada dan interval. Hasil yang didapat, kemudian direalisasikan dalam bentuk instrumen yang terbuat dari kayu, dan selanjutnya diujicobakan dalam bentuk praktik berkarawitan. Setelah dinilai cocok kemudian dibuatkan prototipe yang selanjutnya diujicoba baik melalui gending yang sudah ada, maupun gending baru. Pengukuran nada-nada secara matematis tidaklah tepat dipergunakan dalam pembuatan prototipe gamelan sistem sepuluh nada ini. Hal ini terjadi ketika apa yang ditemukan dalam penelitian gamelan Nawa Swara ternyata dari sisi rasa terasa ada yang tidak pas walaupun secara rasa dalam laras selendro sudah benar namun ternyata nada sisipannya yang menggunakan hitungan matematis terasa tidak enak didengar.</p><p class="Default"><em>The concept of ten tones in one gembyang been formulated by two people musicologist Indonesia RadenAnggaMahyarKusumadinata and R. HardjoSubroto. In the Balinese gamelan it is implied in the Prakempa manuscript. The real interesting musical concepts, have not been investigated and conducted in-depth assessment. In this context, the gamelan tuning system using nine tones in one gembyang applied research carried out. The long term goal of this research is to create a model of the system gamelan with ten tones in one Gembyang. If research can be realized, will give contributions significant in supporting the creativity of musical artists. This study is expected to take between three years with each achievement annually in the form of a gamelan instrument models. Applied research was conducted using the method of observation to find the basic tone. Observation methods literature to examine the results of previous studies related to tone intervals. Laboratory observation method which uses H2O Nuendo software and plug-in RMIV to find sampler tones and intervals. The results obtained, then realized in the form of instruments made of wood, and subsequently tested in the form music practice. Having considered suitable then created a prototype which further tested through gending existing or new gending. Measurement tones mathematically it is not appropriate used in the manufacture of the gamelan prototype this ten tone system. This happens when what was found in the study gamelan NawaSwara turns of the flavor was there that do not fit in the barrel flavor although selendro are correct but in fact the tone of additions that use mathematical calculation was not pleasant to hear.</em></p> ER -