@article{Udiyana Wasista_Dwi Noorwatha_2018, title={Jenis Dan Bentuk Pepalihan Peciren Bebadungan Pada Pemesuan : Studi Kasus Desa Kesiman}, volume={6}, url={https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/segarawidya/article/view/552}, DOI={10.31091/sw.v6i2.552}, abstractNote={<p><em>Pepalihan</em> <em>peciren</em> <em>bebadungan</em> merupakan <em>pakem</em> <em>pepalihan</em> yang berkembang di wilayah Denpasar. Pakem <em>pepalihan</em> ini tersisa di wilayah Desa Kesiman, disebabkan daerah Kesiman tidak tersentuh vandalisme arsitektur pada masa penjajahan Belanda. <em>Pepalihan</em> digunakan pada arsitektur tradisional Bali sebagai ornamentasi dengan tujuan estetis. Salah satu jenis arsitektur tradisional bali yang menggunakan pepalihan adalah <em>pemesuan</em>. Penelitian ini memfokuskan pada <em>pemesuan</em>, disebabkan <em>pemesuan</em> merupakan identitas dari sebuah wilayah. melalui <em>pepalihan</em> pada <em>pemesuan</em> di wilayah Desa Kesiman, dapat diketahui bentuk dan jenis <em>pepalihan</em> <em>peciren</em> <em>bebadungan</em> yang lumrah digunakan sebagai gambaran identitas wilayah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif komparatif melalui hasil wawancara dengan <em>undagi</em>. <em>Pepalihan peciren bebadungan</em> menggunakan permainan garis geometris dengan sistem konstruksi gandeng yang cukup rumit. Melalui permainan tersebut tercipta estetika khas <em>bebadungan</em> yang terkesan kokoh dan modern. Jenis <em>pepalihan</em> yang lumrah digunakan pada <em>pemesuan</em> di wilayah Desa Kesiman adalah <em>palih sebitan, palih tiasan, palih ganggong, palih gumulung, palih gegilik, palih baong capung, palih kekarangan, palih sasak, </em>dan<em> palih lelempong</em>.</p><div><p>Pepalihan peciren bebadungan is a standard transfer system that is developing in the Denpasar area. This transfer system is left in the Kesiman Village area, because the Kesiman area was not touched by architectural vandalism during the Dutch colonial period. Transfers are used in traditional Balinese architecture as ornamentation with aesthetic purposes. One type of traditional Balinese architecture that uses transfer is pemesuan. This research focuses on traditional Balinese entrance, because the traditional Balinese entrance is the identity of a region. Through the transition to the establishment in the Kesiman Village, it can be seen that the shape and type of the traditional Peciren switch that is commonly used as an illustration of regional identity. This study uses a qualitative approach with descriptive comparative methods through the results of interviews with undagi. The transfer system of peciren bebadungan uses a geometric line game with an articulate construction system that is quite complicated. Through the game created a distinctive aesthetic that is solid and modern. The types of shifting that are commonly used in the processing in Kesiman Village are palih sebitan, palih tiasan, palih ganggong, palih gumulung, palih gegilik, palih baong capung, palih kekarangan, palih sasak, and palih lelempong.</p><div> </div></div>}, number={2}, journal={Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni}, author={Udiyana Wasista, I Putu and Dwi Noorwatha, I Kadek}, year={2018}, month={Nov.} }