Gunung Menyan Segara Madu : Memuliakan Daerah Aliran Sungai Unda dalam Penciptaan Seni Lukis

Main Article Content

I Wayan Setem

Abstract

Tujuan utama dari penelitian dan penciptaan seni ini adalah mencipta dan menyajikan karya “Gunung Menyan Segara Madu: Memuliakan Daerah Aliran Sungai Unda dalam Penciptaan Seni Lukis” sebagai representasi pendidikan kesadaran ramah lingkungan sebagai media peningkatan apresiasi masyarakat untuk membangkitkan semangat ketahanan ekologi sebagai upaya solusi atas permasalahan kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Unda saat ini. Penciptaan ini berbasis riset dengan demikian metodenya terdiri dari dua bagian yang tidak terpisah yakni metode penelitian dan metode penciptaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan Antropologi, khususnya terkait etnografi untuk mengumpulkan data empiris tentang prilaku dan budaya masyarakat di seputaran DAS Unda. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara. Dengan pengamatan akan mendapat gambaran nyata kondisi empirik DAS Unda dari hulu sampai ke muara. Sedangkan metode penciptaan melewati tiga tahap yakni: eksplorasi, improvisasi, dan perwujudan karya yang didahului dengan telaah karya seni sejenis dan kajian literatur. Proses penciptaan bersifat kalaborasi dengan, tiga orang mahasiswa dan seorang alumni Prodi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar sehingga terjadi saling merespon. Target khusus dari penelitian dan penciptaan seni ini: (1) tersajikannya karya yang unik dan imaginatif sehingga masyarakat mendapat tuntunan nilai luhur dan tontonan seni yang inspiratif untuk menumbuhkembangkan watak kesadaran ekologis; (2) terbitnya artikel ilmiah pada jurnal nasional; dan (3) terdaftarnya HKI.

Article Details

How to Cite
Setem, I. W. (2021). Gunung Menyan Segara Madu : Memuliakan Daerah Aliran Sungai Unda dalam Penciptaan Seni Lukis. Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni, 9(2), 78–86. https://doi.org/10.31091/sw.v9i2.1738
Section
Articles

References

Bali Post, 1 Agustus 2014.

Capra, Pritjof, 2013, Tao of Physics: Menyingkap Pararelisme Fisika Modern dan Mistisisme Timur, Jalasutra, Yogyakarta.

Djelantik, A. A. M, 1990, Pengantar Dasar Ilmu Estetika: Falsafah Keindahan dan Kesenian, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar, Denpasar.

https://www.brilio.net/ilustrasi-keren- 1602252. html. Diakses pada 1 Maret 2020.

Marianto, M. Dwi, 2017, Art and Life Force: in a Quantum Perspective, Scritto Books Publisher, Yogyakarta.

Moelyono, 1997, Seni Rupa Penyadaran, Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta.

Nugroho, Sutopo Purwo, 2003, “Pergeseran Kebijakan dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Indonesia”, Jurnal Teknologi Lingkungan, P3TL-BPPT.4 (3), 136-142

Setem, I. W., Sukerta, P. M., Kusomo, S. W., & Marianto, D. M. (2018). Celeng Ngelumbar Metafor Penambangan Eksploitatif Pasir. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(2), 161–170. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i2.350

Soedarsono, RM, 2001, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI), Bandung.

Toban, Edoardo Wahyudi, Sunarta, I Nyoman, & Trigunasih, Ni Made, 2016, “Analisis Kinerja Daerah Aliran Sungai Berdasarkan Indikator Penggunaan Lahan dan Debit Air pada DAS Unda”, E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016. Diunduh 16 Mei 2019 dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT/article/view/25024/16253

Widaryanto, F.X., 2015, Ekokritikisme Sardono W. Kusumo: Gagasan, Proses Kreatif, dan Teks-teks Ciptaanya, PascaIKJ, Jakarta.