Konsep Garapan Dan Kreativitas Seni Teater “Rumah Dalam Diri”

Konsep Garapan Dan Kreativitas Seni Teater “Rumah Dalam Diri”

Authors

  • - Yusril Prodi Seni Teater-Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang (ISI)

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.315

Keywords:

teater, rumah dalam diri, ruang personal

Abstract

Karya seni teater “Rumah Dalam Diri†memuat persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan personal manusia dalam waktu kapan saja. Fenomena-fenomena sosial dan budaya seperti arus globalisasi yang tidak terbendung membuat pintu-pintu terpaksa dibuka dan mempersilahkan budaya global itu untuk masuk. Pemakaian pintu menyimbolkan ruang yang seharusnya tertutup dan terbuka apabila dikehendaki oleh pemilik pintu itu sendiri. Akan tetapi ruang tidak lagi menjadi milik personal namun telah menjadi milik komunal yang menyebabkan siapapun berhak untuk membuka dan menutupnya. Artinya pintu-pintu telah terbuka untuk banyak negara. “Aku†dan “kami†telah bertukar menjadi “kitaâ€. Tidak ada lagi ruang personal yang menyimpan persoalan-persoalan pribadi yang seharusnya bukan milik bersama. Namun kenyataannya, semua orang merasa memiliki apa yang dimiliki orang lain. Persoalan orang lain juga harus menjadi persoalan kita. Hal ini merupakan pemaksaan terhadap sesuatu yang semestinya tidak menjadi beban kita.

Theater entitled “Rumah dalam Diri†contains problems happened in human’s personal environment in anytime. Social and cultural phenomena such as globalization that’s unstoppable result on doors that must be opened and then allow that global culture to enter. The use of door symbolizes room that’s supposed to be closed and opened whenever the door owner wants it to be opened or closed. However, room is no longer personal possession, it has become communal possession that causes anyone has a right to open and close the door. It means that doors have been opened for many countries. I and We has changed into We. There is no longer personal room that keeps personal problems that does necessarily not belong to communal possession. In fact, everybody feels that she has a right to possess everything’s owned by others. Someone else’s problem must become ours. This is a coercion toward something that’s necessarily not our problems.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmad, A. Kasim, Mengenal Teater Tradisional Indonesia, Jakarta: DKJ, 2006.

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Poltik. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama2007

Navis, A. A., Alam Terkembang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press, 1984.

Nisak, Raisatun. 2011. Lebih Dari 50 Game Kreatif Untuk Aktivitas Belajar – Mengajar. Jogjakarta: Diva Press.

Sahrul N. “Catatan Pertunjukan Tangga Di IPAM: Membangun Horor Ikonitasâ€. Padang Ekspress. 2013.

Sahrul N, Kontroversial Imam Bonjol, Padang: Yayasan Garak, 2005.

Sahrul N. “Estetika Struktur dan Estetika Tekstur Pertunjukan Teater Wayang Padang Karya Wisran Hadiâ€. Disertasi. Surakarta: ISI. 2015.

Soedarso, “Kreativitas Seni Pertunjukan Indonesiaâ€. Seminar Internasional Seni Pertunjukan Indonesia, Surakarta: STSI, 24-25 Juli 2001.

Yulinis. “Relasi Kuasa Dalam Dinamika Tari Ulu Ambek Pada Masyarakat Pariaman, Sumatera Baratâ€. Disertasi. Denpasar: Kajian Budaya Universitas Udayana. 2014.

Downloads

Published

06-03-2018

How to Cite

Yusril, .-. (2018). Konsep Garapan Dan Kreativitas Seni Teater “Rumah Dalam Diri”. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(1), 104–113. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.315

Issue

Section

Articles
Loading...