TY - JOUR AU - Dewi, Agustina Kusuma AU - Piliang, Yasraf Amir AU - Irfansyah, Irfansyah AU - Saidi, Acep Iwan PY - 2020/09/30 Y2 - 2024/03/28 TI - ‘Gerak’ Pada Film Sebagai Kode Budaya Studi Kasus Film ‘Setan Jawa’ Karya Garin Nugroho: Studi Kasus Film 'Setan Jawa' Karya Garin Nugroho JF - Mudra Jurnal Seni Budaya JA - MJSB VL - 35 IS - 3 SE - Articles DO - 10.31091/mudra.v35i3.826 UR - https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/826 SP - 376-380 AB - <p>‘Gerak’ adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain untuk mencapai tujuan. Tranposisi kreatif ‘gerak’ pada film sebagai wahana diskursus budaya mengkonstruksi makna dengan modifikasi luas menjadi proses intersemiosis kebudayaan menjadi kode dan elemen nonlinguistik. Film ‘Setan Jawa’ karya Garin Nugroho (2016) yang menjadi studi kasus merupakan film sine-orkestra yang memunculkan dialektika di luar konvensi film dengan memisahkan bunyi menjadi berada di luar film memunculkan kode-kode kultural mencakup mitos, teologi primitif yang ditampilkan dalam wujud sebuah tatanan dunia yang dibayangkan sebuah masyarakat Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah transposisi identitas kultural dalam film ‘Setan Jawa’ melalui ‘gerak’ pada film, sebagai satu media diskursus budaya yang menurut psikoanalisis dapat memunculkan hipnotik massal kebudayaan. ‘Gerak’ menjadi kode kultural yang secara visual menawarkan paradigma baru bagi film sebagai sebuah karya seni. Metode penelitian menggunakan uji respon estetik sebagai bentuk tanggapan atas sebuah karya seni, konstruksi respon estetik sebagai indikator penelitian dikembangkan dari penelitian H. Hoege (1984), Roger Long (1979), Erving Goffman (1959); sebagai bentuk pengujian konsep ‘gerak’ atau dinamika dalam film ‘Setan Jawa’ yang merupakan unsur yang membangkitkan atau merangsang perasaan (emosi). Hasil pengujian kemudian didiskusikan menggunakan metode Focus Group, menghasilkan temuan bahwa ‘gerak’ dapat berperan sebagai kode yang bersifat intensional, sebuah kode kultural yang mengomunikasikan identitas kultural sekaligus juga menawarkan estetika lain dalam paradigma postmodern bagi penciptaan film sebagai karya seni (dan desain) di era Revolusi 4.0.</p> ER -