@article{Linggih_Muka_2021, title={Sasolahan Legong Dedari di Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari Pangideran Dewata Nawa Sanggha (Kajian Teo- Estetik)}, volume={36}, url={https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/1330}, DOI={10.31091/mudra.v36i1.1330}, abstractNote={<p>Selama kurang lebih 60 tahun silam <em>Sasolahan Legong Dedari<span class="Apple-converted-space"> </span></em> tidak ditarikan, belakangan ini mulai <em>Sasolahan Legong Dedari</em> ditarikan kembali mengingat terjadinya fenomena aneh yaitu; terjadinya secara berturut-turut penduduk meninggal hingga delapan orang (<em>grubug</em>), uang sesari di balai banjar hilang misterius, warga banjar yang tidak harmonis dan terjadinya <em>trend</em> (kerauhan) yang mengisyaratkan beliau Ida Ratu Ayu Mas Maketel (Rangda) berkeinginan untuk tedun masolah kembali (napak pertiwi) diiringi <em>Sasolahan Legong Dedari</em>. Sasolahan Legong Dedari yang tergolong tari Sakral ini hanya ditarikan ketika Upacara piodalan di Balai Banjar Pondok, dan Upacara Piodalan di Pura Luhur Kanda Pat Sari Pangideran Dewata Nawa Sanggha. Penari <em>Sasolahan Legong Dedari</em> wajib hukumnya untuk mengikuti upacara penyucian sebelum menari.Ditarikan kembali <em>Sasolahan Legong Dedari</em> serta <em>Ida Ratu Ayu Mas Maketel</em> (Rangda) Napak Pertiwi tiada lain untuk menetralisir kembali, agar hal-hal aneh tidak terjadi lagi<span class="Apple-converted-space">  </span>di wilayah Desa Banjar Pondok. Demikian juga masyarakat sangat meyakini dengan ditarikan <em>Sasolahan Legong Dedari</em> serta Ida Ratu Ayu Mas Maketel, merupakan simbol turunnya <em>Ida Sanghyang Widhi Wasa </em>(manifestasinya) diiringi para Widyadara- Widyadari, dapat menyucikan kembali wilayah serta isinya, sehingga masyarakat dapat hidup rukun, damai, tentram sejahtra serta bersenang hati untuk senantiasa meyakini Pura Luhur Kanda Pat Sari Pangideran Dewata Nawa Sanggha dilestarikan sebagai tempat suci pemujaan Beliau.</p>}, number={1}, journal={Mudra Jurnal Seni Budaya}, author={Linggih, I Nyoman and Muka, I Ketut}, year={2021}, month={Feb.}, pages={81–95} }