@article{Satyani_Gunarta_2021, title={Reka Ulang Koreografi Rejang Pala, Setelah 100 Tahun Menghilang: Sebuah Rekonstruksi Imajinatif}, volume={36}, url={https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/1108}, DOI={10.31091/mudra.v36i1.1108}, abstractNote={<p>Rekonstruksi Imajinatif merupakan proses reka ulang terhadap koreografi tari yang sudah punah, tetapi masih meninggalkan jejak masa lampau selain jejak koreografinya. Hal ini dialami oleh Rejang Pala di desa Nongan, kecamatan Rendang, kabupaten Karangasem, yang menghilang akibat gejor Bali 1917. Kisahnya terselip dalam mitos Pan Balang Tamak yang diwarisi di desa ini. Jejak lainnya berupa hiasan kepala (<em>serobong</em>), dan sedikit jejak arkeologis yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai peninggalan Pan Balang Tamak. Minimnya sumber informasi untuk merunut jejak sejarah maupun ke’asli’an koreografi <em>rejang</em> ini mengantarkan peristiwa rekonstruksinya pada rekonstruksi imajinatif. Apa yang dimaksud dengan rekonstruksi imajinatif?, bagaimana prosesnya?, dan bagaimana hasilnya?, menjadi fokus pembahasan artikel ini. Metoda rekonstruksinya mengkombinasikan metoda sejarah dengan metoda konstruksi tari. Metoda sejarah meliputi heuristik (pengumpulan data), kritik (analisis, eksternal dan internal), interpretasi (analisis dan sintesis), dan historiografi (penyampaian hasil). Sedangkan metoda konstruksi tari menurut Jacqueline  Smith, tersusun dalam lima langkah yaitu: konstruksi I bertumpu pada rangsang tari, konstruksi II pada motif dan komposisi, konstruksi III pada komposisi kelompok, konstruksi IV pada pengorganisasian bentuk tari, dan konstruksi V pada keutuhan karya. Pengetahuan metoda konstruksi tari menurut pandangan Smith, terhubung dengan imajinasi dan intuisi, pengetahuan tentang materi gerak, serta pengenalan bentuk melalui pengalaman estetis. Hasil pembahasan diperlukan sebagai refleksi terhadap apa yang telah dilakukan selama rekonstruksi imajinatif sejak 2017 hingga <em>makebah</em> (peluncuran) pada 9 April 2019. Butir-butir refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk menyusun rancangan <em>panyacah awig rejang, </em>sebagai langkah awal penguatan ekosistem Rejang Pala.</p>}, number={1}, journal={Mudra Jurnal Seni Budaya}, author={Satyani, Ida Ayu Wayan Arya and Gunarta, I Wayan Adi}, year={2021}, month={Feb.}, pages={33–45} }