Karakterisasi Bentuk Tokoh Anoman Dalam Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati

Main Article Content

I Bagus Wijna Bratanatyam

Abstract

Wayang Kulit Ramayana merupakan pertunjukan wayang kulit yang sumber lakonnya dari wiracerita Ramayana dengan musik iringan babatelan gender wayang. Ciri khas dari pertunjukan ini yaitu pada saat penampilan palawaga atau tokoh-tokoh kera. Salah satu tokoh kera yang dalam Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati mendapatkan porsi penampilan karakterisasi mengkhusus yaitu Anoman. Anoman merupakan panglimna pasukan kera Gua Kiskenda yang mengabdi kepada Rama. Hal ini menarik untuk diteliti khususnya pengkarakteran tokoh Anoman dalam Wayang Kulit Ramayana gaya Sukawati. Penelitian ini ini bertujuan untuk menguraikan dan menjelaskan bentuk tokoh Anoman dalam Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati yang terdiri dari : 1. Bagian Atas (kepala)Tokoh Anoman, 2. Bagian Tengah (badan) Tokoh Anoman, 3. Bagian Bawah (kaki) Tokoh Anoman. Dengan menggunakan metode kualitatif, dan analisis deskriptif analisis. Penelitian yang mengaplikasikan teori semiotika ini menghasilakan kesimpulan bahwa bentuk dari tokoh Anoman sangat kompleks baik dilihat dari anatominya dari bagian atas, tengah dan bawah yaitu berbentuk kera menyerupai manusia maupun dilihat dari tata busananya yang dikenakan. Sehingga dapat dipahami karakterisasi bentuk tokoh Anoman dalam Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati.

Wayang Kulit Ramayana is a leather puppet show which is the source of the play from wiracerita Ramayana with music of babatelan gender wayang. The characteristic of this performance is at the appearance of palawaga or ape characters. One of the monkey figures in the Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati get the portion of the special characterization performance Anoman. Anoman is a panglimna of Kiskenda Cave monkeys who serve Rama. This is interesting to examine in terms of what pengkarakteran figure Anoman in Wayang Kulit Ramayana style Sukawati. This research aims to describe and explain the form of Anoman figure in Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati consisting of: 1. Top (head) Anoman figure, 2. Central (body) Anoman figure, 3. Underside (foot) Anoman figure . This research is a qualitative research, with descriptive method of analysis. Based on the semiotics overburden foundation to analyze the data, it can be concluded that the shape of Anoman figure is very complex whether it is seen from the anatomy of the top, middle and bottom that is human-like ape shape and seen from the fashion charged. So that can be understood characterization of Anoman figure form in Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati.

Article Details

How to Cite
Wijna Bratanatyam, I. B. (2018). Karakterisasi Bentuk Tokoh Anoman Dalam Wayang Kulit Ramayana Gaya Sukawati. Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni, 6(1). https://doi.org/10.31091/sw.v6i1.360
Section
Articles

References

Bandem, I Made, dkk. 1981/1982. Wimba Wayang Kulit Ramayana (Ketut Madra). Dicetak oleh Proyek Penggalian/Pembinaan Seni Budaya Klasik/Tradisional dan Baru Daerah Tingkat I Bali.

Bandem, I Made. 1983. Ensiklopedi Tari Bali. Denpasar: ASTI Denpasar

Djelantik, A.A.M. 2008. Estetika: Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) dan Ford Foundation.

Haryanto, S. 1991. Seni Kriya Wayang Kulit: Seni Rupa Tatahan dan Sunggingan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Holt, Claire. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Trj. Soedarsono. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).

Pemayun, Tjok Udiana Nindia. 2007. Motif Garuda di Bali: Perspektif Fungsi dan Makna dalam Seni Budaya. Denpasar: Pustaka Larasan.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sagio dan Samsugi. 1991. Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Saran, Malini dan Vinod C.Khanna. 2004. The Ramayana in Indonesia. New Delhi: Ravi Dayal Publisher.

Soetarno, dkk. 2007. Estetika Pedalangan. Surakarta: ISI Surakarta.

Sunardi D.M. 1991. Ramayana. Jakarta: Balai Pustaka.

Sunarto. 1997. Seni Gatra Wayang Kulit Purwa. Semarang: Dahara Prize.

Sudiana, I Ketut. 2005. “Materi Panduan Praktek Membuat Wayang Kuit Parwaâ€. Jakarta : SENAWANGI.