Calungpangkung: Musik Dari Dan Untuk Alam

Main Article Content

I Wayan Muliyadi
I Komang Sudirga
I Kt. Suteja

Abstract

Karya musik Calung Pangkung merupakan karya musik yang memanfaatkan alam khususnya pangkung sebagai sumber penciptaan karya. Pertunjukan dilakukan secara berpindah-pindah mulai dari bagian atas pangkung sampai pada bagian bawah. Hasil penciptaan karya Calung Pangkung merupakan karya seni musik lingkungan yang terlahir dari ekplorasi fenomena yang terjadi pada alam, khususnya pangkung. Pembentukan karya ini pencipta menggunakan pendekatan kontemporer dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar areal pangkung sebagai instrumen atau media ungkap dalam karya. Karya musik Calung Pangkung secara struktur dibagi menjadi empat bagian, yaitu bakti raga, mabraya, adharma, dan santhi swara. Bagian bakti raga menggambarkan bakti manusia terhadap alam, bagian mabraya merupakan wujud dari keharmonisan alam dan manusia, bagian adharma menggambarkan keserakahan manusia terhadap alam, serta bagian santhi swara sebagai wujud suara perdamaian yang hening dan tenang. Karya musik Calung Pangkung secara langsung dipentaskan di areal pangkung Gua Peteng Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Calung Pangkung’s musical work is a musical work that utilizes nature, especially the lap as a work. Performances are carried out in a move starting from the top of the pangkung to the bottom. The result of the work of Calung Pangkung is a musical work of art that was born from the exploration of phenomena that occur in nature, especially the lap. The supervisor of this work uses a contemporary approach using objects that are around the lap area as instruments or express media in the work. Calung Pangkung’s musical works generally become four parts, namely bakti raga, mabraya, adharma, and santhi swara. The bakti raga part of human devotion to nature, part of the mabraya is a manifestation of the harmony of nature and people, the part of natural adharma of human greed towards nature, and the part of santhi swara as a peaceful and calm form of peace. Calung Pangkung’s musical work was directly staged in the pangkung Gua Peteng area of Darmasaba Village, Abiansemal District, Badung Regency.

 

Article Details

How to Cite
Muliyadi, I. W., Sudirga, I. K., & Suteja, I. K. (2018). Calungpangkung: Musik Dari Dan Untuk Alam. Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan, 4(2). https://doi.org/10.31091/kalangwan.v4i2.560
Section
Articles

References

Ardana, I Ketut. “Metode Penciptaan Karya-Karya Baru Seni Karawitan Baliâ€. dalamKarya Cipta Seni Pertunjukan. Yogyakarta : JB Publiser, 2017.

Djelantik, A.A.M. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I Estetika Instrumen. Denpasar Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar,1990.

Djelantik. Estetika : SebuahPengantar. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2001

Gie, The Liang. Filsafat Keindahan. Yogyakarta : Pusat Belajar Ilmu Berguna,1996.

Hardjana, Suka.Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu Dan Kini. Jakarta. Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003.

Koentjaraninggrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta,2000.

Langer, Suzanne K. Problematika Seni. Bandung : STSI Bandung,2006.

Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Prenada media Group, 2016.

Marianto, M. Dwi. “Ecoart dalam Seni Rupaâ€. Daya Seni :Bunga Rampai 25 Tahun Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM. Yogyakarta : Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada, 2017.

Sahman, Humar. Estetika Telaah Sistemik dan Historik. Semarang : IKIP Semarang Press, 1993.

Soedarso, Sp. Trilogi Seni Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta : Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2006.

Sugiartha, I Gede Arya. Kreativitas Musik Bali Garapan Baru : Perspektif Cultural Studies. Denpasar : UPT Penerbitan Institut Seni Indonesia Denpasar,2012.

Suhardana. Tri Kaya Parisudha: Bahan Kajian Untuk Berpikir Baik, Berkata Baik, dan Berbuat Baik. Surabaya : Paramita, 2007.

Sukerta, Pande Made. “Di Sekitar Karya Baruâ€.dalamKarya cipta Seni Pertunjukan. Yogyakarta : JB Publiser, 2017.

Sumardjo, Jacob. Estetika Paradoks. Bandung : Sunan Ambu Press.STSI Bandung, 2010.

Tedjoworo, H. Imaji dan Imajinasi. Suatu Telaah Filsafat Postmodern.Yogyakarta : Kanisius, 2001.

Waesberghe, Smits Van. Estetika Musik. Sunarto. Yogyakarta. Thafa Media, 2016.