Cak Ganjur: Sebuah Komposisi Musik Vokal Gabungan Cak Dan Balaganjur

Main Article Content

I Made Bayu Antara
I Komang Sudirga
Hendra Santosa

Abstract

Cak Ganjur adalah sebuah judul komposisi musik vokal  yang menggabungkan musik Cak dan Balaganjur. Dalam proses penciptaannya, dilatarbelakangi oleh ketertarikan untuk mengangkat sebuah peristiwa pada ketertarikan pada keunikan yang dimiliki oleh gamelan Balaganjur, dan bagaimana menuangkannya dalam bentuk vokal, gerakan, dan tepukan tangan tanpa menggunakan alat, untuk menimbulkan nuansa baru yang mirip dengan pertunjukan kecak. Tujuan penciptaan komposisi Cak Ganjur adalah untuk mengeksplorasi lebih dalam pengalaman empiris dengan menggabungkan vokal Kecak dengan gamelan Balaganjur. Komposisi Cak Ganjur disusun melalui tiga tahapan penciptaan yaitu tahap penjajagan, dimulai dengan menjajagi berbagai literatur yang berkaitan dengan Kecak dan Balaganjur, dan melakukan pemilihan, analisis, dan pengolahan dari rekaman audio maupun audio visual sangat penting untuk dilakukan demi mencari inspirasi yang akan dikutip kembali dengan warna dan pengolahan secara baru. Penggarapan tidak mengabaikan hasil karya seniman yang sudah ada dan menarik kemungkinan dari segi motif dan pola garap musikal yang sudah ada sebelumnya, baik yang berkaitan dengan bentuk maupun suasana yang diinginkan. Kemudian tahap percobaan yang dimulai dengan cara menuangkan inspirasi gending yang akan digunakan dalam garapan ini secara bertahap dengan cara menuliskannya melalui notasi. Selanjutnya adalah tahap pembentukan yaitu merangkai dan menghubungkan motif-motif untuk selanjutnya dibentuk menjadi suatu keutuhan komposisi.

Cak Ganjur is a title of vocal music composition that combines Cak and Balaganjur music. In the process of its creation, it was motivated by an interest to elevate an event to an interest in the uniqueness of Balaganjur gamelan, and how to pour it in vocals, movements, and applause without using tools, to create new nuances similar to kecak performances. The purpose of Cak Ganjur’s composition creation is to explore more deeply the empirical experience by combining Kecak vocals with the Balaganjur gamelan. The composition of Cak Ganjur is composed through three stages of creation, namely the assessment stage, beginning with exploring the various literatures related to Kecak and Balaganjur, and performing the selection, analysis and processing of audio and audio recording is very important to do in order to seek inspiration to be cited again with color and processing in a new way. Cultivation does not neglect the work of existing artists and draws possibilities in terms of motives and patterns of musical work that already existed, both related to the shape and the desired atmosphere. Then the experimental stage that begins with how to pour the gending inspiration that will be used in this gradually by way of writing it through notation. Next is the formation stage of assembling and connecting the motifs to be further formed into a whole composition.

 

Article Details

How to Cite
Antara, I. M. B., Sudirga, I. K., & Santosa, H. (2018). Cak Ganjur: Sebuah Komposisi Musik Vokal Gabungan Cak Dan Balaganjur. Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan, 4(2). https://doi.org/10.31091/kalangwan.v4i2.495
Section
Articles

References

Dibia, I Wayan. 1996. Kecak The Vocal Chant of Bali. Denpasar: Hartanto Art Books Bali.

———. 2017a. Kecak Dari Ritual Ke Teatrikal. Yogyakarta: Kepel Press.

———. 2017b. Tiga Berlian Seni Pertunjukan Wisata Bali Legong, Kecak, Barong. Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP.

Djelantik, A. A. M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI.

Goris. 1954. “Gamelan Perang Di Bali (Abad Ke 10 Sampai Awal Abad Ke 21).â€

Santosa, Hendra. Nina Herlina Lubis., Kunto Sofianto, RM. Mulyadi. 2017. “Seni Pertunjukan Bali Pada Masa Dinasti Warmadewa.†MUDRA Jurnal Seni Budaya 32, 1: 81–91. http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/84.

Sugiartha, I Gede Arya, and I Made Arnawa. 1996. “Bleganjur Sebuah Musik Prosesi Bali Continuitas Dan Perkembangannya.†Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.

Most read articles by the same author(s)