Tari Ipit: Dari Penyakit Kesajian Artistik

Main Article Content

Putu Fenny Diaristha
I Wayan Sutirtha
Kompiang Gede Widnyana

Abstract

Pada dasarnya Ipit  bisa dipicu oleh kondisi kurang tidur. Selain itu, stres, depresi, kelelahan di siang hari, bisa menyebabkan seseorang mengalami hal tersebut. Kebiasaan ini biasanya bisa hilang jika kita meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur. Pada saat ipit, seseorang melakukan hal-hal layaknya orang yang tengah sadar seperti berjalan, mengeluarkan kata-kata. Makan, bahkan sampai ke kamar kecil. Beranjak dari hal tersebut penata ingin menciptakan karya tari yang mengambil dari fenomena gangguan tidur yang dialami oleh semua kalangan masyarakat. Dalam hal ini penata memakai proses penciptaan dari Alma M Hawkins dalam buku mencipta lewat tari yang diterjemahkan oleh Sumandiyo Hadi yaitu tahap penjajagan (Exploration), tahap percobaan (Improvisation), dan tahap pembentukan(Forming).  Karya ini terbagi menjadi empat babak dengan durasi pementasan 14 menit. Dalam hal ini penata tidak memakai cerita melainkan pengalaman gangguan tidur yang penata alami serta melihat dan menonton di youtube bagaimana seseorang yang tengah mengalami ganguan tidur ini. 

Essentially, ipit is triggered by a condition of slep deprivation. In additon, stress, depression, fatigue during the day can cause a person to experience it. This habit will disappear if  we improve the quality and quantity of sleep. At the time of ipit, a person does things like a conscious person as walking, issuing words, laughing, eating, and even going to a restroom. Moving from it stylist want create a dance work that takes away from the phenomenon of sleep disorders experienced by all socienties. In this case the  stylist use the creation process of Alma M Hawkins in the book created by dance which is translated by Sumandiyo Hadi ie Exploration stage, Improvisation stage, and Fprming stage. This work is divided into four rounds with a duration of staging 14 minutes. In this case the stylist does not use the story but the experience of sleep disorder that the natural stylist and see and watch on youtube how someone who was experiencing sleep disorder is.

Article Details

How to Cite
Fenny Diaristha, P., Sutirtha, I. W., & Widnyana, K. G. (2018). Tari Ipit: Dari Penyakit Kesajian Artistik. Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan, 4(1). https://doi.org/10.31091/kalangwan.v4i1.454
Section
Articles

References

da Baru Dalam Menciptakan Tari (terjemahan dari Moving From Within: A New Method for Dance Making oleh Alma M. Hawkins). Jakarta : Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Idonesia.

Hadi, Y. Sumandiyo. 1990. Mencipta Lewat Tari (terjemahan buku Creating Through Dance oleh Alma M. Hawkins). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.

Hadi, Y. Sumandiyo. 1996. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Ypgyakarta: Manthili.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2007. Sosioligi Tari. Yogyakarta: Penerbit Pustaka.

Manteb, Saru Qi. 2013. Seluk Beluk Tentang Mimpi. Surabaya: Parmita.

Rini, Ayu. 2011. Arti Mimpi Menurut Hindu. Surabaya: Parmita.

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.